"Heboh! Pria Kulon Progo Hilang 3 Hari, Akhirnya Ditemukan di Lereng Bukit"
Kulon Progo, Yogyakarta – Warga Desa Karangsari, Kulon Progo, digegerkan dengan kabar hilangnya seorang pria berinisial AS (35) selama tiga hari. Pria tersebut akhirnya ditemukan di lereng bukit dalam kondisi lemah namun selamat pada Senin pagi (13/1).
Menurut keterangan keluarga, AS terakhir terlihat meninggalkan rumah pada Jumat sore tanpa memberi tahu tujuan. Ketika hingga malam ia tak kunjung pulang, keluarga dan warga setempat mulai khawatir. Pencarian pun segera dilakukan dengan bantuan relawan dan pihak kepolisian.
"Kami sudah menyisir beberapa area hutan dan bukit sejak Sabtu pagi. Akhirnya, Senin pagi kami menemukannya di lereng bukit sekitar 5 km dari desa," ujar Kepala Dusun Karangsari, Suyatno.
AS ditemukan dalam kondisi lemah dan dehidrasi akibat tidak makan dan minum selama tiga hari. Tim SAR langsung memberikan pertolongan pertama sebelum membawanya ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari AS terkait alasan ia menghilang. Namun, dugaan sementara ia tersesat saat berjalan di sekitar area bukit.
Kabar ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama setelah warga membagikan momen penemuan AS dalam video yang diunggah ke platform TikTok. Banyak netizen bersyukur atas keselamatan pria tersebut, sekaligus memuji kerja keras warga dan tim SAR.
"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu mencari AS. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi," tambah Suyatno.
Kini, AS masih dalam pemulihan dan berada di rumah keluarganya. Keluarga berharap ia bisa segera kembali beraktivitas seperti biasa.
Kisah di Balik Hilangnya AS: “Saya Hanya Ingin Menenangkan Diri”
Setelah ditemukan selamat di lereng bukit, AS (35), pria asal Desa Karangsari, Kulon Progo, akhirnya menceritakan apa yang terjadi selama ia menghilang tiga hari. Dalam wawancara singkat dengan pihak keluarga dan aparat desa, AS mengaku bahwa ia pergi ke area bukit untuk menenangkan diri akibat tekanan yang ia rasakan.
"Saya merasa butuh waktu sendiri. Tidak ada niat untuk menghilangkan jejak, hanya ingin mencari ketenangan," ujar AS dengan nada pelan. Ia mengungkapkan bahwa beberapa waktu terakhir ia merasa terbebani oleh masalah pekerjaan dan keluarga, yang membuatnya memilih untuk pergi tanpa memberi tahu siapa pun.
Menurut pengakuannya, AS awalnya hanya berencana bermalam satu hari di area bukit. Namun, ia tersesat saat mencoba mencari jalan pulang ke desa pada hari berikutnya. Tanpa bekal yang cukup, ia bertahan hidup dengan meminum air dari dedaunan dan mencari tempat berteduh di bawah pohon besar.
Reaksi Keluarga dan Warga
Keluarga AS mengaku lega setelah mengetahui kondisi AS yang kini sudah stabil. Namun, mereka juga menyesalkan tindakan AS yang pergi tanpa pemberitahuan.
“Kami tidak menyangka ia menyimpan beban sebesar itu sendiri. Kami akan lebih memperhatikan keadaannya ke depan,” ujar salah satu anggota keluarganya.
Warga desa juga menyampaikan keprihatinan mereka. Kepala Dusun Karangsari, Suyatno, mengimbau agar kejadian serupa tidak terulang. “Kalau ada masalah, sebaiknya dibicarakan. Jangan sampai menyusahkan diri sendiri dan orang lain,” katanya.
Pelajaran dari Peristiwa Ini
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga komunikasi dalam keluarga serta memperhatikan kesehatan mental. Psikolog lokal, Lestari Handayani, menyarankan agar masyarakat tidak ragu untuk mencari bantuan jika menghadapi tekanan berat.
“Kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jika merasa beban hidup terlalu berat, berbicaralah kepada orang yang dipercaya atau kunjungi tenaga profesional,” ujarnya.
Kini, AS tengah menjalani pemulihan baik secara fisik maupun mental di bawah pengawasan keluarga. Masyarakat berharap ia dapat segera kembali menjalani kehidupan normal tanpa menyimpan beban seorang diri.